Kamis, 27 September 2012

Dosen pembimbing (11 09 12, kantin pahlawan, samarinda)


nah, apa yg terlintas di benak anda ketika mendengar kata dosen pembimbing? "Seseorang (dosen) yg membimbing skripsi, hidup, tingkah laku bahkan emosi kita" berkata mahasiswa yg tak mw disebutkan namanya. Ada juga yg berkata " dosen yg membimbing kita untuk cepat2 lulus dr kampus". Yang lain lagi berpendapat "seseorang yg membimbing skripsiku hingga 2 bulan lebih hingga ada yg setahun". Sedangkan menurut pendapatku adalah dosen pembimbing (DP) adalah seseorang yg tak memiliki hati dan logika yg kadang2 memakan apa saja dihadapannya sekalipun itu uang dan waktu". Apakah sependapat? Jika tidak? Sila buat pengertian sendiri. Mengapa saya mengatakan demikian. Karna didasari oleh pengalaman saya selaku seniman mahasiswa yg melukiskan nyayiannya pada selembar kertas bernama ijazah. Teringat disaat, lgi ingin konsultasi skripsi, sma seprti jika pasien ingin mengecek masalah, aku sering sekali menunggu Dp untuk diberikan masukan bermanfaat, tapi yg terjadi setelah ditanya perkembangan skripsiku si Dp menjawab "astagaa, sya lupa. Anumu masih dirumah. Bpk lgi sibuk" dan "besoklah bpk cek lagi, km siapa namamu?" lanjutnya. "Asbullah pak angkatan 08" jawabku menahan emosi. "oke Asbullah bsok temui sya dirumah jam set 7 pagi" lanjutnya dan berlalu begitu sja mengendarai mobil putih plat merah. WHAT. Apa set.7 pagi. Gilaaa, yg terlintas dibenakku. Akupun berlalu meninggalkan kenangan indah siang itu sambil mengendarai motor supra butut biru warisan dari kakaku yg malang. Sesampainya dikampus, ku ceritakan kejadian naas itu kpd sohib2ku bukannya apa skripsiku udah 2 minggu lebih terbengkalai drumahnya. Adapun respon mereka "sungguh berat cobaanmu po, yg tabah dan tetap istiqomah yah" berujar teman A. Dikampus aku dipanggil Sappo atu Po bukan karna ku suka dan takut pada pocong, bukan juga karna ku abis baca pocong juga pocong. Sementara itu,Teman B berkata lain "emang dibutuhkan kesabaran tinggkat nabi Nuh utnk menghadpi DP itu, ikuti aja apa maunya". Sekilas teman ku yg  satu ini memiliki pengalaman kuliah 7 tahun 8 bulan makanya sungguh relevan hadistnya.  disatu pojok lain dgn rokok yg masih menyala dicela tangannya bersabda lah si C "hahaha, mampus, rasa' no koe, cemunguudh kaka sappo", anak setan. Sinting. Gumamku. Aku rasa si C belum sampai pd thap mencari dan menentukan dosen. Nnti kau. Kau telan bekas ludahmu. Dari ketiga komplotanku yg bermarkas tempat daeng kantin Si D lah yg paling membuatku sedikit sadar semangat maka si D berkata "jam brpa bsok po? Kutemani ikam bsok, tenang aja ku back up ikam". Alaah sok inggris padahal maka banjarnya aja blum fasih. Belepotan. Tapi gk pp aku senang mendengarnya.

Keesokkannya, dipagi yg dingin disaat matahari masih enggan keluar dari ufuknya disaat ayam berkoar2, ku tunaikan shalat pembangkit semangat terlebih dahulu selayak berdoa "ya tuhan jika engkau ridhakan hariku padi detik ini aku hanya berharap skripsi ku telah diliat dan ditelaah lebih dlam tanpa meninggalkan coretan besar bertulisan "perbaikan" oleh DP ku dri engkau tuhan yg maha menentukan. Amin". Lalu aku berlalu pergi ke tempat teman ku si D. Ternyata belum sempat diijabah oleh tuhan doaku,  "wawanya ada bude?" tanya ku. " ada masih tidur dia, rang dia pulang dri kampus jam 5" jawab bude. Alamak. Kiamatkah ini? Mungkin tuhan masih tidur. Kurang dri  7 menit lagi pukul jam set.7. Maka ku beranikan diri untuk pergi ke rumah DP itu, rumahnya dekat saja sekitar 3-4 menit sampai rumahnya ko terasa bogor jakarta rutenya. Apakah aku kedinginan atau salah alamat?. Knock knock. Tok tok. Bunyi pintu. " assalamualaikum, selamat pagi pak." salamku. "wa aialikum salam. Cari siapa dek?" jawab sang istri. " maaf ganggu bu, sya mahasiswanya bpk, kta bapk sy disruh kerumah pagi2 unk konsultasi skripsi" jawabku penuh sopan santun. "oh, astgaaa, bapaknya lagi keluar kota ada keperluan akademik" jawab sang istri sepertinya ia kasihan. "sip sudah" ujarku dalam hati. "berapa hari lgi bpk dtng bu?" tanya ku introgasi. " bpknya seminggu di jawa" jawabnya kayaknya ia mw nangis melihatku. Singkat cerita aku pulang terseduh sedan sambil membeli sebungkus nasi kuning yg ku makan terlihat seperti nasi merah. Luapan emosi. Aku kembali ke kos dan mengajak tuhan berdialog. "yang sabar yah nak, aku bersama org2 yg sabar" kata tuhan. "enggeh, thx" jawabku sekenanya. Dan akupun larut dalam tidur lelap panjang seolah olah kejadian tadi pgi tak pernah terjadi di peristiwa mengecewakan. Itu mimpi. Ko ada yah? Suami istri menjawab "astaga".

Seminggu kujalani dgn mengurung diri dalam karung beras. Hitam. Mengunggu dan terus menunggu. Hingga orng rumah bertanya2 "sejauh mana skripsimu bul?" tanya si kaka. "sejauh pulau jawa ka ai" jawabku malu malu. Aku sering sekali kedapatan oleh mahasiswa baru atau mahasiswa beranjak tua di depan kantor dosen lagi duduk, hingga kempeslah si pantat ini. Saking seringnya menunggu, kursi dudukpun enggan untuk diduduki lagi , ia merasa tidak sehat. "lagi ngapain kak?" tnya org disampingku memulai pembincangan. "lgi nuggu dosen" jawabku ikhlas. "sendirian aja kah ka?dosen siapa kak?" lanjutnya. "ia sendiri (sebenarnya mw jawab berdua) tpi ia mungkin tidak paham. Ini dosen tettttt" lanjutku. Tanpa kusadari datanglah teman C yg tempo hari menghujatku "kapan lulus? Pasti nungguin dosen? Emank enak dikerjain. Pulang aja tidur.haha'' katanya menghina. Sebenarnya pertanyaan itu sangat renyah untuk ledekan tpi yg paling gk diterima ia melontarkan didepan umum hal layak ramai sampai org2 disekeliling ikut mendengarkan. Dan dia dgn sengaja memperbesar suaranya lalu diayun ayunkan hingga geli untuk di dengar. Aku menjawab "ide bagus tuh". Aku pulang. Lagian aku udh menunggu 3 jam lebih. Sebenarnya aku tlah menelpon bpknya tpi tak diangkat. Ysdh, ku tuggu.

Kisah skripsiku bersama dosen pembimbing ini segelincir dri banyak kisah mahasiswa saat berhadapan dgn dp. Malah aku prnah mendengar ada yg dilempar bgtu sja karna dikira kopas. Ada lgi yg udh 2 bulan lebih masih dininaboboin drmh tak tersentuh. Ada juga yg nangis, takut dan lain hal. Sungguh malang nasib mahasiswa yg pola hidupnya di atur, kegiatan lainnya diusik, biaya tak terduga lari larian, hingga waktu itu terbuang percuma hanya karna hal yg aneh oleh dp. Oleh karna itu mengapa aku katakan di awal dp itu tak memilki hati dan akal. Dilain sisi ada juga sebagian mahasiswa beruntung cepat berurusan dgn dp ada yg hitungan minggu bahkan hari untuk menelesaikan konsultasinya. "dp itu sebenarnya enak ko, asal dibaiki aja" berkata teman beda fakultasku. "iya aku juga gitu enak aja koq, malah pake becandaan" lanjut yg lain. "naah, itu lah mengapa setiap dosen memiliki cara berbeda dalam membimbing mahasiswa ? Knpa gk mereka menghargai atau setidaknya menyadari mereka itu (red. Mahasiswa) ingin cepat2 menjauh dri kampus, yah di bantu apa kek?" tanyaku pada 2 temanku itu. "heheh, gak tau" jawab teman pertama. "yah itu kan terserah dp mwnya gmna hak mereka donk, kita yg seharusnya mengkondisikan diri kita sebagai mahasiswa yg lg butuh bukan hanya perlu lulus cepat. Dp itu bukan hanya ngurusi 1 mhsswa tpi banyak, yah berpikir selow aja" jawab teman ke 2  dgn nada yg tegas. "iya itu ada benarnya juga tpi itu dri konteks kecil maksudku mengapa gk dibuatkan sistem aturan maen yg mana jika mahaswa lebih dari 2 minggu tidak mendapatkan berita baik dri dp kita bisa dgn muda mengganti dgn dp lain?" lanjutku. "aduh, itu gk bagus po, itu bisa memakan waktu yg cukup lama jika  seandainya dp 1 ganti, ganti lagi  dan ganti lagi itu sdh memakan waktu yg panjang, boros" lanjut temanku sambil mengisap rokoknya dan meminum kopi. Diskusi ini berlanjut sampai embun membasahi ujung atap rumah. Dan berakhir " oke begini sja, anggap sja kt berjuang habis2an untuk hasil yg lebih baik dr proses panjang kuliah. Menikmati proses sederhana mengejar dp" kesimpulanku seperti menyudahi perbincangan.

Huh, ada banyak lika liku dinamika proses perjalanan panjang pendek mahasiswa yg hanya di tentukan oleh dp, seperti memegang ketukan palu MPR lulus atau tidaknya mahasiswa bisa diliat dr perjuangan hebat mendapatkan hasil karya seni tinggi yg akan di tenteng kemana mana mana untuk suatu pekerjaan yg bernama ijazah. Akhir kalimat tak henti hentinya aku berdoa untuk kelangsungan hidup mahasiswa yg lgi berhadapan dgn org yg bernama dp agar dimakmurkan hari-harinya. Good luck guys

Tidak ada komentar:

Posting Komentar